Desa Dayu Kec. Nglegok Blitar

Desa Dayu adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Desa ini sedah ada sejak zaman Belanda, namun baru di kenal sekitar tahun 1850-1880. Awal mula berdirinya Desa Dayu dipelopori oleh Mbah Sukaryo, yang berperan sebagai Kamituwo, dan Mbah Lurah Mangon. Nama Desa Dayu sendiri di ambil dari sebuah telaga yang terletak di Desa ini, telaga tersebut bernama “Sendang  Sedayu” kata  dayu  diambil dari kata “sedayu”.
Desa ini memiliki luas wilayah  sekitar 333 hektar, namun di perkirakaan terjadi pengurangan wilayah di daerah Ngoran pada masa awal berdirinya Desa Dayu, sehingga dapat disimpulkan bahwa luas wilayah Desa Dayu pada masa tersebut  lebih luas dari pada sekarang.

• Dusun Sanan merupakan  bagian Selatan dari Desa Dayu. Asal mula nama Sanan berasal dari nama sebuah pohon yaitu “pohon sono”, dan memang di Dusun Sanan banyak tumbuh pohon Sono, sehingga dapat di pastikan bahwa pemberian nama Dusun Sanan oleh Sesepuh-sesepuh Desa Dayu, dikarenakan banyaknya pohon sono yang tumbuh di kawasan tersebut, yang kemudian oleh para sesepuh diganti menjadi  Sanan.
• Dusun Dayu Asal mula nama Dayu  di ambil dari sebuah telaga yang terletak di Desa ini, telaga tersebut bernama “Sendang  Sedayu” kata  dayu  diambil dari kata “sedayu”.  Menurut cerita para sesepu-sesepuh Sendang ini bila tidak ditutup akan menjadi rawa, sehingga oleh masyarakat di Desa Dayu ditanami pohon aren. Sehingga pohon aren ini dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Dayu sebagai mata pencarian.
• Dusun Kambingan
  
  
  merupakan bagian Timur dari Desa Dayu.Menurut cerita para warga yang di tuakan di Dusun ini, menjelaskan bahwa asal mula nama  Dusun kambingan terjadi karena adanya amanah dari nenek moyang terdahulu yang berpesan untuk memberi nama Dusun ini dengan nama Dusun Kambingan, alasan dari nenek moyang masyarakat yang tinggal di Dusun ini adalah karena sebelum nenek moyang masyarakatn tinggal di Dusun Kambingan, sudah ada banyak kambing yang tinggal didusun itu, dan nenek moyang itu menggangap kambing tersebut merupakan suatu hal yang dihargai atau dihormati pada masa itu. Sehingga masyarakat yang tinggal di dusun Kambingan tidak boleh menjual sate kambing.
  
  
  Periode Pemerintahan.
  TOKOH-TOKOH

              Pada tahun 1850-1880 Desa Dayu sudah mulai terbentuk, namun menurut sejarah dari beberapa tokoh di Desa ini sebelum tahun 1850 sudah ada pemimpin yang mempelopori masa pemerintahan Desa Dayu yang diberi gelar “Pangeran sedayu” Berikut ini merupakan beberapa periode pemerintahan tokoh-tokoh yang memimpin Desa Dayu dari tahun 1850:

  
  

  1.      MANGUN DIKROMO

  Mangun Dikromo atau biasa dipanggil ” Lurah Mangun” adalah anak bernama Mbah Sasmito yang merupakan  anak seorang prajurit Diponegoro. Lurah Mangun merupakan lurah pertama di Desa Dayu.

  
  

  2.      MBAH ALI MURTAM

  Mbah lurah Ali Murtam merupakan lurah ke-2 di Desa Dayu. Mbah lurah Ali Murtam memimpin pemerintahan Desa Dayu ketika Belanda menduduki negra Indonesi ( Zaman Belanda). Mbah lurah Ali Murtam berasal dari tokoh masyarakat biasa, dan kediaman beliau berada di Dusun Kambingan.

  
  

  3.      MBAH MARTONAWI

  Mbah Martonawi, atau biasa disebut mbah lurah Tonawi, adalah seorang tokoh masyrakat biasa di Desa Dayu, yang kemudian diangkat menjadi lurah Desa Dayu pada Zaman Belanda.

  
  

  4.      MBAH DJASEMAN

  Mbah Lurah  Djaseman merupakan seorang tokoh masyarakat biasa yang kemudian diangkat menjadi seorang lurah setelah Mbah Martonawi.Bapak Djaseman merupakan kakek dari generasi lurah berikutnya yaitu Bapak Nur Rifa’i  yang merupakan lurah ke-11 setelah Bapak Sudibyo Winoto.

  
  

  5.      MBAH MENGGUK (MBAH GONDHO)

  Mbah Mengguk atau Mbah Lurah Mengguk merupakan lurah yang ke-5. Menurut sumber yang didapatkan dari beberpa sesepuh Desa Dayu Mbah Mengguk telah memimpin pemerintahan Desa Dayu sejak zaman Jepang.

  
  

  6.      KARSANTONO

  Mbah Lurah Karsantono merupakan lurah terlama di Desa Dayu, yaitu kurang lebih 33 tahun . Mbah Lurah Karsantono telah memimpin pemerintahan Desa Dayu sejak tahun 1942 hingga tahun 1975.

  
  

  7.      MURSANI

  Bapak Mursani merupakan  satu-satunya  mantan pemimpin Desa Dayu yang berprofesi sebagai seorang Karteker. Bapak Mursani adalah tentara yang ditugaskan di Desa Dayu yang kemudian mencalonkan dirinya untuk menjadi Lurah di Desa Dayu.

  8.      SUHARDI

  Bapak Suhardi mulai memimpin pemerintahan Desa Dayu pada tahun 1980-1990. Bapak Suhardi merupakan seorang tokoh masyarakat biasa yang mencalonkan diri sebagai seorang lurah dan akhirnya mendapat kepercayaan dari masyarakat Desa Dayu untuk memimpin Desa Dayu.

  9.      SUDIBYO WINOTO

  Pada tahun 1991-1998 Bapak Sudibyo Winoto sudah mulai menjabat sebagai lurah di Desa Dayu. Bapak sudibyo merupakan seorang Guru yang akhirnya terpilih untuk memimpin Desa Dayu.

  10.    ARIF NUR RIFA’I

  Bapak Arif  Nur Rifa’i atau biasa dipanggil Pak Nur Rifa’I, merupak cucu dari pemimpin atau lurah Desa Dayu sebebelumnya, yaitu Mbah Djaseman yang merupakan lurah ke-4. Pak Nur Rifa’i mulai memimpin Desa Dayu pada tahun 2000-2007.

  
  

              11.   MUHASIM
  

  Bapak Muhasim adalah seorang tokoh masyarakat Desa Dayu, yang di percaya oleh masyarakat Desa Dayu untuk memimpin Desa Dayu. Bapak Muhasim merupakan pemimpin Desa Dayu yang sekarang.

  
  
  Perkembangan Masyarakat Desa.
  
  

  Dari tahun ke tahun Desa Dayu sudah semakin berkembang, hal ini bias ditandai dengan beberapa hal, yaitu :

  
  

  KESEHATAN

              Kesehatan merupakan suatu hal yang penting untuk membangun sebuah Desa yang makmur.Begitu pula dengan Desa Dayu, kesehatan menjadi suatu hal yang amat penting di jaga, hal ini bias dilihat dengan adanya Posyandu di setiap Dusun,untuk memantau perkembangan gizi balita-balita yang ada di desa Dayu,sebab balita-balita tersebut nantinya akan menjadi generasi penerus di Desa Dayu.

              Rumah-rumah yang ada di Desa Dayu juga mayoritas sudah memenuhi syarat rumah sehat. Desa Dayu juga mempunyai sebuah Polindes dengan seorang Bidan yang siaga untuk melayani masyarakat Desa Dayu.

              Selain mengadakan Posyandu untuk balita, Desa dayu juga mengadakan posyandu untuk para Lansia, hal ini sangat membantu untuk memantau kesehatan para Lansia yang ada di Desa Dayu.

  
  

  EKONOMI DAN INDUSTRI

              Perkembangan perekonomian di Desa Dayu sangat berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dengan munculnya Pasar Ngentak yang ada di Dusun Kambingan. Pasar Ngentak merupakan pusat perekonomian Desa Dayu, masyarakat melakukan kegiatan jual beli di Pasar tersebut.

              Selain Pasar Ngentak yang merupakamn pusat perekonomian Desa Dayu, mayoritas penduduk Desa Dayu,merupakan pembuat gula kelapa yang nantinya akan dijual, dan dapat menambah pemasukan , baik pemasukan penduduk Desa, juga menambah pemasukan Desa.

              Di Desa Dayu banyak tumbuh pohon kelapa, namun pohon kelapa tersebut tidak berbuah, sehingga penduduk Desa hanya mengambil air niranya saja, dan menjadikannya bahan untuk pembuatan gula kelapa